- Back to Home »
- Kongres PGRI
1. Kongres I PGRI 2. Kongres II PGRI 3. Kongres III PGRI 4. Kongres IV PGRI 5. Kongres V PGRI 6. Kongres VI PGRI . Kongres VIII PGRI 9. Kongres IX PGRI 10. Kongres X PGRI 11. Kongres XI PGRI 12. Kongres XII PGRI 13. Kongres XIII PGRI 14. Kongres XIV PGRI 15. Kongres XV PGRI 16. Kongres XVI PGRI 17. Kongres XVII PGRI 18. Kongres XVIII PGRI 19. Kongres XIX PGRI
Kongres PGRI ke XIX diselenggarakan pada tanggal 8-12 juli 2003 di Hotel Patra Jasa Semarang, Semarang. 20. Kongres XX PGRI
Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan tanggal 30 Juni-4 Juli 2008 do Novotel Hotel Palembang Sumut. 21. Kongres XXI PGRI
Kongres PGRI ke XXI dilaksanakan di Istora Senayan pada tanggal 1 Juli - 5 Juli 2013.
2) Ketua II : Rh.Koesnan
3) Ketua III : Soekitro
4) Penulis : Djajeng Soegianto
5) Bendahara : Siswowidjojo
Beberapa bulan kemudian Ketua I Amin Singgih di angkat sebagai Bupati Mangkunegaran, sehingga terpaksa di adakan perombakan susunan pengurus besar dengan formasi beriku:
1) Ketua I : Rh. Koesman
2) Penulis I : Sastrosoemarto
3) Penulis II : Kadjat Matosoebroto
4) Bendahara : Soemidi Adisasmito
Hasil Kongres Pertama PGRI
Setelah menetapkan waktu dan tempat kongres diadakan maka tanggal 24 kongres pertama PGRI dimulai dan diakhiri pada tanggal 25 keesokan harinya. Dalam kongres tersebut diambil beberapa keputusan antara lain:
1. Memutuskan nama organisasi adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dari usul-usul yang masuk.
2. Memutuskan bahwa Amin Singgih sebagai ketua formatur.
3. Kemudian dalam pasal I Anggarn Dasar pertama ditetapkan bahwa susunan pengurus besar terdiri dari:
Pusat PGRI dipimpin oleh pengurus besar yang terdiri dari:
a. seorang ketua
b. dua orang wakil ketua
c. dua orang penulis
d. dua orang bendahara
e. empat orang anggota
Sedikit-dikitnya seorang dari para pengurus besar harus anggota putri.
4. Azas dan tujuan organisasi, pasal II Anggaran Dasar pertama.
PGRI berazas kedaulatan anggotanya dan bertujuan:
a. Memperkuat berdirinya Republik Indonesia
b. Memperbaiki dan menyempurnakan pendidikan dan pengaaran rakyat Indonesia
c. Memperhatikan kedudukan kaum pendidikan dalam masyarakat
d. Menolong anggota serta keluarga yang menderita kesusahan
5. Rencana perjuangan pasal III
a. Menganjurkan kepada anggotanya supaya menyokong dengan nyata semua macam perjuangan untuk menegakkan Republik Indonesia
b. mengharuskan anggotanya:
1) memperhebat pendidikan dan mempercepat pengajaran
2) mengadakan fonds pertolongan
Adapun komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut :
Ketua :
1. Rh. Koesnan
2. Soejono Kromodmoeljo
3. Soejono
Penulis :
1. J. Soetemas
2. Mh. Hoesodo
Bendahara :
1. Soemedi Adisasmita
2. Dinneman
Ketua bagian Pendidikan : D. Notohamidjojo
Ketua bagian Perburuhan : Sosro
Ketua bagian Penerangan : Slamet I
Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah, yaitu :
1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional.
2. Gaji guru supaya tidak dihentikan.
3. Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan.
Tuntunan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan menjadi anggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh. Koesnan bersama Zachir diangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh. Koesnan menjadi Mentri Sosial dan Perburuhan pada Kabinet Hatta.
Kongres kedua PGRI ini menghasilkan keputusan yang merupakan wujud dari tanggung jawab nasionan PGRI dalam upaya mempelopori perubahan sistem pendidikan kolonial kparah sistem pendidikan nasional.
Karena ketua I Rh. Koesnan ditunjuk sebagai Mentri Sosial dan Perburuhan dalam Kabinet Hatta, maka komposisi Pengurus Besar di ubah menjadi:
Ketua I : Soedjono Kromodimoeldjo
Ketua II : Soejono
Sedangkan untuk jabatan ketua III dihapus.
Susunan Pengurus Besar PGRI adalah sebagai berikut:
Ketua :
1. Soejono Kromodmoeljo
2. Soedjono
3. Soedarsono
Panitera umum :
1. Brahim Prawirosoemitro
2. Inda Karjoso
Ketua bagian pendidikan : Soepojo
Ketua bagian perburuhan : Sostrowignjo
Bendahara : Dinneman
Melalui kongres II PGRI di Surakarta dan kongres III PGRI di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya, yaitu:
1. Mempertahankan NKRI
2. Meningkatkan tingkat pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafat negara pancasila dan UUD 1945
3. Tidak bergerak dalam lapangan politik /non partai politik
4. Sifat dan siasat PGRI
5. Bergerak ditengah-tengah masyarakat
Haluan dan sifat perjuangan PGRI tersebut membulatkan tekat anggota PGRI dalam perjuangan menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Hasil yang gemilang dicapai PGRI setelah kongres III di Madiun ialah:
1. Dihapuskan sekolah guru c (SGC) yaitu pendidikan guru 2 tahun setelah sekolah rakyat
2. Bentuk PGRI sebagai ”serikat sekerja” semakin jelas
3. Diterbitkan majalah ”guru sasana” (suara guru)
4. Ikut serta wakil PGRI Soedjono Kromodimrjo dalam panitia gaji negara
Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya perngurus pusat Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandung besama dengan 38 cabang sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI berjumlah 15.000 yang terseber di 76 cabang.
Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut :
1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia.
3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan anggota golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta menggalakkan persatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.
Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah:
Ketua :
1. Rh. Keosnan
2. Soedjono
3. Soedjono Kromo Dimoeljo
Sekretaris Jendral :
1. Soekimo
2. Moehamad Hidajat
Bendahara :
1. Soetinah
2. Soetedja
Ketua bagian pendidikan : Soedarsono
Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff
Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata
Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo
Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongres IV adalah seperti berikut :
1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI.
2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL)
3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang.
Dalam waktu kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada rapat ini diputusnkan hal-hal antara lain sebagai berikut :
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-komisariat daerah.
Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah :
1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI yang mengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat digaji menurut sesuai dengan standar dari pusat.
2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolah-sekolah lanjutan, jumlah honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi.
Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti berikut :
Ketua :
1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat
Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata
Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji
Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung
Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat
Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff
Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja
Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja
Redaksi majalah suara guru : J..M.S. Hutagalung dan Soedjono
Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
Ketua : Prof.Dn Amran Halim
Wakil Ketua : Dra,Ny.M. Wahyudi
Wakil Ketua : Drs.Sudarmaji
Wakil Ketua : Drs.Aidil Fitrisyah
Sekretaris Jendral : Drs. WDF Rindorindo
Wakil SekJen : Mohammad Hatta
Kongres ini menghasilkan salah satu keputusan penting yaitu menganei pendirian Wisma Guru yang di rencanakan berdirinya di Jl.Tanah Abang III No.24 Jakarta Pusat ini sekaligus akan menjadi kantor PB PGRI.Kongres PGRI ke XIV ini juga memutuskan dan menegaskan bahwa pembinaan lembaga pendidikan PGRI perlu di lakukan secara konsepsional, nasional, dan terkendali secara organisator.Untuk melaksanakan keputusan Kongres, PB PGRI membentuk YPLP – PGRI DENGAN Akta Notaris Moh.Ali No.21 tanggal 31 Mart 1980 yang berlaku surat sejak 1 Januari 1980.Dengan SK PB PGRI No.951/SK/PB/XIV?1980 tanggal 10 Oktober 1980 diangkat Pengurus Pusat YPLP-PGRI yang pertama sbb:
Ketua : Slamet I
Wakil Ketua : Drs. Soepojo Padmodipuro
Sekretaris : Surdilani
Adapun susunan PB PGRI XV( 1984-1989) adalah sbb:
Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
Ketua ; Dr.Anwar Jasin, M.Ed
Ketua ; Prof. Dr. Amran Halim
Ketua : Ny. M Wahyudi
Ketua : Drs. Is Riwidikdo
Ketua : Drs. I Gusti Agung Gde Oka
Ketua : Drs. Adil Fitrisyah
Susunan Dewan pembinaan pusat PGRI Masa Bhakti XIV ( 1984-1989) sbb:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,sebagai Ketua
2. Menteri Dalam Negeri , menteri Agama,Menteri Penerangan, Menteri Sosial, ketua Umum DPP Golkar, AE.Mamehuruk, Dr. midian Sirait, dan, Prof. Dr.D.A , sebagai Anggota.
3. Sekreyaris Jendral PB-PGRI, sebagai Sekretaris.
Salah satu larya besar PGRI masa bhakti ke- XV adalah pembangunan Gedung Guru Indonesia ( GGI ) di Jl.Tanah Abang III No.24 Jakarta, pelaksanaan pembangunan di mulai 20 Mart 1986 dan di serahkan kepada PGRI pada 21 Mart 1987, kemudian di resmikan oleh Presiden Soeharto 21 April 1987.
Adapun Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVI (1989-1994) sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Suramiharja
Ketua I : Drs.I. Gusti Agung Gde Oka.
Ketua II : Dr.Anwar Jasin,M.Ed.
Ketua III : Dra. Mien.s. Warnaen.
Ketua IV : H.R. Taman Sastra Dikarna
Ketua V : Taruna .SH.
Ketua VI : Drs. Soetrisno
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal I : Drs.H. Sigit Poernomo
Wakil Sekretaris Jenderal II : Drs.H. Samad Thaha
Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
Wakil Bendahara I : Drs. Udjat S. Suwarno.
Wakil Bendahara II : Ny. Martha Mijardi.
Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVII (1994-1998) adalah sebagai berikut :
Ketua Umum : Basyuni Suramiharja
Ketua I : Drs.I. Gusti Agung Gde Oka
Ketua II : Dr.Anwar Jasin,M.Ed.
Ketua III : Dra. Mien.s. Warnaen.
Ketua IV : H.R. Taman Sastra Dikarna
Ketua V : Taruna .SH.
Ketua VI : Prof.Dr. Marsetio Danu Saputro
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal I : Drs.M. Rusli Yunus
Wakil Sekretaris Jenderal II : Drs.H. Sigit Poernomo
Wakil Sekretaris Jenderal III : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
Wakil Bendahara I : Drs. Udjat S. Suwarno.
Wakil Bendahara II : Ny. Martha Mijaidi.
Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan Penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat.
Susun Personalia Tim Penulis Buku ”Sejarah PGRI dari masa ke masa” sebagai berikut :
Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo
Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus
Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
Angggota : Drs. Hudadaya
Anggota : J.Ch. Lesilolo
Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik
Kongres telah menetapkan susunan PB-PGRI masa bakti XVIII (1998-2003) :
Ketua Umum : Porf.Dr. Mohammad Surya
Ketua I : Drs.H. Alwi Nurdin. M M.
Ketua II : Drs. WDF Rindorindo
Ketua III : Drs. Soekarno
Ketua IV : Prof.Dr. Amaran Halim
Ketua V : Koesrin Wardjojo. SIP. SH.
Ketua VI : Dr. M. Ali. SH. DIPI.Ed. M. Sc.
Sekretaris Jenderal : Drs. Sulaiman SB Ismaya
Wakil Sekretaris Jenderal I : Drs. Rusli Yunus
Wakil Sekretaris Jenderal II : Drs.H. Hudaya
Bendahara : Drs.H. Sjafroedin. DA.
Wakil Bendahara : Ny.Hj. Jajoek, M. Asat, BA.
Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan poengurus PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidang diganti menjadi ketua departemen.
Hasil kongres XIX memilih 20-an orang untuk duduk dalam PB PGRI periode 2003-2008 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Prof.Dr.H.Mohmmad Surya
Ketua I : W.D.F. Rindo Rindo
Ketua II : Rusli Yunus
Ketua III : Ana Suhaina
Ketua IV : Alwi Nurdin
Sekretaris Jenderal : Drs H Soemardi Thaher
Sekretaris Jenderal : Kusrin Wardoyo
Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Berbeda dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis. Sidang pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya, berlangsung lebih lama daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsi maupun usulan dari peserta.
PGRI mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), di luar gaji tenaga pendidikan dan pendidikan kedinasan, paling lambat tahun 2005.
PGRI juga mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional dalam bentuk antara lain peningkatan akses bagi masyarakat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan biaya yang relatif murah.
PGRI meminta pemerintah pusat dan daerah, serta aparat keamanan untuk memberikan jaminan keamanan kepada guru dalam menjalankan tugasnya, terutama yang bertugas di daerah konflik dan di daerah terpencil.
PGRI mengimbau kepada para guru, agar mereka menggunakan hak politiknya dalam pemilu mendatang. Yaitu dengan menentukan pilihan terhadap wakil rakyat dan calon presiden/wakil presiden.
Adapun susunan PB PGRI periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua I : Prof.Dr.Anah Suhaenah Soeparno
Ketua II : Prof.Dr.H.AgustitinSetyobudi,MM
Ketua III : Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd
Ketua IV : Drs. Sugito, M.Sc
Ketua V : Hambasi Abdullah
Ketua VI : Drs.H.Dahri,MM
Sekretaris Jenderal : H. Sahiri Hermawan, SH, MH
Wakil Sekretaris Jenderal I : Dra. Harfini Suhardi
Wakil Sekretaris Jenderal II : Drs.H.Giat Suwarno
Wakil Sekretaris Jenderal III : Drs.Wahyo Pradono,MM
Bendahara : Drs. H. Sugiharto,MM
Wakil Bendahara : Drs. H. Muhir Subagia, MM
Depr. Organisasi dan Kaderisasi : Drs. M. H. Usman M.Pd
Dept. Keteranaga Kerjaan dan Kesra : Drs. H. Didi Suprijadi,MM.
Dept. Informasi & Komunikasi : Dr. M. Qudrat Nugraha, M.Si
Dept. Penelitian & Pengembangan : Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum
Dept. Pendidikan dan Pelatihan : Dra. Hj. Rachmawaty AR, MM
Dept. Hubungan Kerjasama Luar Negeri : Prof. Dr. H. Djam'an Satori, MA
Dept. Pembinaan Karier & Profesi : Dra. Opih Rofiah Zainal
Dept. Kerohanian : Drs.H.Malik Raden,MM.
Dept. Pemberdayaan Perempuan : Dr. Hj. Tjut Afrida, M.Pd
Dept. Pengabdian Masyarakat : Dra. Hj. Maysari Berty
Dept. Advokasi & Perlindungan Hukum : Dra. Dian Mahsunah, M.Pd
Dept. Pengmb. Kesenian dan Kebudayaan : Dr. Hj. Euis Karwati, M.Pd
Kongres PGRI XX dihadiri oleh Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta. Kongres PGRI hari ke-4 ini menghadirkan Sutiyoso atau yang lebih dikenal dengan Bang Yos sebagai pembicara di sidang paripurna VII. Dalam pembicaraannya, Bang Yos mengatakan bahwa berdasarkan data dari BPS, di Indonesia ada sekitar 60% jumlah penduduk merupakan penduduk yang hanya lulus SD. Dengan angka seperti itu Bang Yos mempertanyakan kesiapan Indonesia menghadapi persaingan global. Sehingga dengan keterbatasan tersebut banyak orang Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga karena mempertimbangkan gaji yang besar tanpa membutuhkan ijazah pendidikan yang tinggi. Sehingga dapat dipastikan bangsa asing menilai harkat dan martabat bangsa Indonesia rendah. Selain itu Bang Yos juga menambahkan bahwa Indonesia berada di peringkat 133 dari 177 negara dalam Human Developement Indeks mengenai kualitas dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan dan penghasilan.
Beliau juga memaparkan suasana dan integritas pikiran menjadikan Indonesia yang bermartabat.
Mendiknas memaparkan dengan berbagai dinamika dan problematika Guru, tentu mendapat sambutan yang amat meriah dan saling berebutan untuk bisa berbicara menyampaikan uneg-unegnya kepada Menteri.
Adapun susunan dan Personalia Pengurus PGRI Masa Bakti XXI tahun 2013-2015 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Dr.Sulistyo,M.Pd.
Ketua I : Dr.Unifah Rosyidi,M.Pd.
Ketua II : Dr.H.Sugito,M.Si.
Ketua III : H.Sahiri Hermawan,S.H.,M.H
Ketua IV : Drs.H.Muh.Asmin,M.Pd.
Ketua V : Dr.Didi Suprijadi,M.M.
Sekretaris Jenderal : M. Quadrat Nugraha, Ph.D.
Wakil Sekretaris Jenderal I : Dra. Dian Mahsunah,M.Pd.
Wakil Sekretaris Jenderal II : Dra. Hj. Farida Yusuf,M.Pd
Bendahara : Prof. Dr. Dede Rosyada
Wakil Bendahara : Dr. Fathiaty Murthadho,M.Pd.
Pada kongres PGRI XXI memutuskan:
1. Mengsahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Guru Republik Indonesia hasil penyempurnaan Kongres XXI PGRI
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI sebagaimana dimaksud diktum pertama keputusan ini tercantum dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisah dari keputusan ini
3. Dengan disyahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI dengan keputusan Kongres XX PGRI Nomor IV/KONGRES/XX/PGRI/2008 dinyatakan tidak berlaku
4. Menyatakan berlakunya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI yang disempurnakan tersebut di semua tingkat dan jajaran organisasi PGRI
5. Keputusan ini berlaku pada tanggal 4 Juli 2013
Kongres ke 7 nya mana dah
BalasHapus